Kelas Masak KMI x Bhinneka

Sabtu, 16 Maret 2019 at Coop Motoyama

Konnichiwa ! Selamat siang!

Teman-teman Sekolah Bhinneka yang kami cintai, gimana kabarnya?

Kali ini, Sekolah Bhinneka kerja sama bareng KMI untuk kelas masak loh ! Masak apa? Masak Gyoza dan Shoyu Ramen, hmmm sedap~! Di saat ibunya belajar masak, anak-anaknya bermain bersama kita sekalian acara pengenalan perpisahan!

Sekolah Bhinneka ini dimulai dari membaca doa dan nyanyi Indonesia Raya. Lalu kita perkenalan dengan guru Sekolah Bhinneka periode 2019-2020 dan teman-teman yang baru bergabung hari ini. Kemudian, teman-teman yang akan BFG (Back for Good) maju ke depan dan perkenalan lagi hehe.

Kegiatan Sekolah Bhinneka kali ini, diisi dengan menuliskan pesan dan kesan di kertas atau stiker untuk teman-teman yang akan BFG! Kali ini yang akan BFG itu ada 7 orang : Shinji, Keigo, Taqi, Resal, Naja, Aziza, dan Cherish. Teman-teman lainnya menuliskan pesan dan kesan, bagi teman yang pra sekolah menempelkan stiker di kertas dengan dibimbing oleh para guru Sekolah Bhinneka.

Teman-teman nulis pesan dan kesan dibimbing guru Sekolah Bhinneka

Setelah menulis pesan dan kesan, kami pun memberikan sedikit kenang-kenangan untuk 7 orang teman ini. Kemudian ditanya apa kegiatan terkesan bagi kalian, Aziza dan Cherish menjawab “seneng banget di Sekolah Bhinneka, kita belajar nari!”. Yap! teman-teman di Sekolah Bhinneka ini tidak hanya main bersama setiap bulan, tapi ada tampil nari di acara-acara tertentu looh~ Seru kaaan! Selain bisa belajar dan mengenal tentang Indonesia, kita juga bisa belajar nari tradisional!

Kegiatan Sekolah Bhinneka kali ini, bersamaan dengan pergantian Kepala Sekolah. Terima kasih untuk Teh Dita atas semangat membimbing dan menyatukan kita! Semoga segala urusannya lancaaaaar dan tetap semangat ! Kepala Sekolah Bhinneka periode 2019-2020 adalah saya, Yurie, mohon kerja sama dan tetap semangaaaaat !!!!

Double Kepala Sekolah Bhinneka

Sekian cerita kegiatan Sekolah Bhinneka kali ini, sampai ketemu di kegiatan Bhinneka berikutnya~!^^

Engklek Kata

Halo Sahabat Bhinneka! Ohayou, selamat pagi dari Jepang! ^^/

Kali ini Sekolah Bhinneka akan berbagi sedikit cerita tentang hari pertama “belajar” kami setelah sekian lama sempat vakum karena satu-dua-tiga-dan lain hal.

Nah, sesi “belajar” kami kemarin berjudul “Engklek Kata”. Hayo.. sahabat Bhinneka tahu tidak apa itu engklek? Coba sini, yang berasal dari pulau Jawa pasti tahu kan ya? Yap, engklek adalah permainan lompat-lompat berpola dengan satu kaki mengikuti pola bidang datar yang digambar di atas tanah. Pola-pola engklek ini pada umumnya berupa kotak-kotak. Seperti halnya permainan tradisional yang lain, permainan engklek ini mempunyai beberapa aturan khusus. Namun, untuk mempermudah anak-anak memahami permainan kami sengaja membuatnya sesederhana mungkin.

Dalam engklek versi Bhinneka kali ini, kami sedikit memodifikasi permainan engklek dengan peraturan sebagai berikut:

1. Pertama, anak-anak diharuskan memiliki gacuk-nya sendiri. Gacuk ini berupa batu yang harus dijaga, dalam artian tidak boleh dibuang.
2. Gacuk ini kemudian dilemparkan ke dalam salah satu kotak dalam pola, diawali dengan kotak pertama.
3. Selanjutnya, pemain melompat dengan satu kaki di setiap kotak dalam pola. Namun, kotak yang terdapat gacuk pemain tidak boleh diinjak.
4. Pemain melompat mengikuti pola dari start hingga ujung pola, kembali ke arah start, mengambil gacuk yang tadi sudah dilemparnya, kemudian kembali lagi ke titik start.
5. Nah, dalam engklek kata sebelum anak-anak mengambil gacuknya, anak-anak akan diberikan pertanyaan tebak kata dalam bahasa Indonesia. Selama soal diberikan anak-anak harus berdiri dengan satu kaki. Jika belum bisa menjawab soal tidak diperkenankan untuk mengambil gacuk, jadi harus berdiri hingga soal terjawab.

Pertanyaan apa saja yang diberikan?

Pertanyaan yang diberikan tergantung pada level pemahaman bahasa Indonesia yang dimiliki anak-anak. Contohnya, untuk Khansaa, Akira, dan Quinsha yang masih dalam level pemula soal berkisar tentang menyebutkan nama-nama dalam bahasa Indonesia. Nama yang dimaksud di sini adalah nama buah dan hewan. Misalkan, “Buah apa yang warnanya merah?” atau “Hewan apa yang punya sayap?” Sementara untuk level yang lebih tinggi, pertanyaan sudah seputar nama-nama profesi dalam bahasa Indonesia seperti, “Orang yang pekerjaannya menangkap ikan di laut, disebut apa?”

Mungkin, bagi anak-anak yang memang tinggal di Indonesia pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat mudah dijawab. Namun ternyata, tidak semudah itu bagi adik-adik Bhinneka. Banyak di antara mereka yang mengerti maksud soal tapi mengalami kesulitan dalam menjawabnya dalam bahasa Indonesia. Beberapa contoh misalnya,

T: “Sebutkan buah yang rasanya asam”
J:”E? ‘Asam’ tte nani (asam itu apa)?
T:”Asam itu suppai..”
J:”Ah! Tahu, tahu.. Mikan (jeruk) kan, tapi bahasa Indonesia-nya nggak tahu.”

Atau.. yang seperti ini

T:”Orang yang pekerjaannya menanam padi di sawah disebut apa?”
J:”Orang sawah!”
T:”Hahaha.. bukan, tapi pe-..”
J:”Pesawah?”
T: XD

Wah, rupanya masih banyak yang harus kita pelajari ya? Khususnya bagi adik-adik Bhinneka yang akan segera kembali dan bersekolah di Indonesia.

Demikianlah sesi “belajar” dengan engkel kata adik-adik Bhinneka hari Jumat, 20 Juni lalu. Semoga sesi awal kemarin bisa memacu adik-adik untuk terus belajar bahasa Indonesia ya! Juga, semoga catatan kecil ini bisa menginspirasi sahabat Bhinneka yang lainnya di mana pun berada. Hei, walaupun tinggal di luar negeri, jangan lupa belajar bahasa Indonesia ya 😉 Jika Sahabat Bhinneka mempunyai ide-ide menarik lain dan ingin berbagi bersama kami, yuk, jangan sungkan-sungkan tinggalkan komentar atau pesan 🙂 Yorsohiku onegaishimasu~

Tetap semangat dan..

Salam Bhinneka ^^9

Sekolah Bhinneka di Togo Kodomo Matsuri 2014

Halo Sahabat Bhinneka dimanapun berada!
Semoga semuanya sehat, lancar dalam belajar, dan semangat selalu ya!

Sudah lama sekali sepertinya Sekolah Bhinneka tidak mengunggah kegiatan-kegiatan Bhinneka. Nah, kali ini kami ingin “pamer” sedikit  penampilan Sekolah Bhinneka di Festival Anak-anak Togo (Togo Matsuri) ke-11 bersama kakak-kakak PPI Nagoya nih 😉

Persiapan Togo Matsuri (Berlatih Saman)

Anak-anak berlatih saman bersama Tante Lila

Dalam Togo Matsuri kali ini, anak-anak menampilkan peragaan busana daerah Indonesia, tari Saman modifikasi—yang tentunya dibuat sesederhana mungkin untuk dipahami anak-anak, serta persembahan lagu “Garuda Pancasila”.

Hari-H

Finally, it’s D-Day! Yuk, intip persiapan anak-anak di hari-H ini 😉

Adek Quinsha sedang dirias oleh tante Lila.

And… It’s show time!

Bahkan adek-adek yang masih kecil pun tak mau ketinggalan, ingin ikut tampil dalam peragaan busana.
“Sheza-chan, Shinji-kun, jalannya ke sini, Nak..”

Ingin menyaksikan aksi anak-anak secara langsung, tapi sudah terlewat? jangan sedih,ada video khusus untuk Anda!

Akhirnya, selesai juga penampilan sekolah Bhinneka di Togo Matsuri yang alhamdulillah berjalan lancar dan semua gembira 😀

Terima kasih untuk semua ibu-ibu yang sudah dengan sabar melatih anak-anak, kakak-kakak PPI Nagoya yang sudah turut membantu, oh ya, dan para ayah yang tak ketinggalan kesana-kemari mengangkut-angkut barang.

Minna, otsukaresama deshita! Sampai jumpa di Togo Kodomo Matsuri selanjutnya! *bye-bye*

Undangan Seminar Parenting dan Komunikasi Keluarga bersama Abah Ihsan

Undangan Seminar Parenting Abah Ihsan, Fahima - KMI -Sekolah Bhinneka PPI Nagoya

Festival Indonesia 2011

Festival_Indonesia_2011_PPI_Bhinneka

Kartu untuk Tanaka Sensei

Pada hari Sabtu 18 Juni 2011, untuk pertama kali nya terjadi tragedi terkuncinya pintu kelas Bali. Ruang kelas terkunci sekitar pukul 16.30, pada saat kami membawa anak-anak wudlu ke toilet. Biasanya wudlu dilakukan secara bergilir, tapi karena hari ini kelas Bali dan Nias disatukan dengan masing-masing 1 guru, maka ketika guru bermaksud mengajak siswanya wudlu secara bergiliran, anak2 rupanya refleks semua ikut keluar seketika. Hal ini berlakangan kami syukuri, karena jika ada anak yang terkunci di dalam kelas, bahaya sekali!

Prakarya Ramadan 2011

Hari Sabtu 30 Juli 2011 adalah pelajaran agama. Kelas Nias yang muslim oleh Ibu guru Rini, kelas agama kristen oleh ibu guru Poejo, sedangkan kelas Bali dan Halmahera yang muslim digabungkan dan belajar dengan Ibu guru Vivi dan Pa guru Yanis.

Di kelas Bali dan Halmahera kali ini, setelah semua anak selesai membaca iqro, anak-anak belajar mengenai Ramadan, yang akan datang 2 hari lagi, yaitu pada 1 Agustus 2011.

Kunjungan ke Inokoshi Incineration Plant, Nagoya

Inokoshi Incineration Plant adalah tempat pengolahan sampah merah di Nagoya.

Memangnya ada kategori sampah ya??

Iya, di Nagoya, sejak secara garis besar sampah dikategorikan menjadi (1) sampah yang bisa dibakar, (2) sampah plasti/kertas yang bisa di daur ulang, dan (3) sampah yang tidak masuk kedua kategori itu. Secara lebih spresifik bisa dibaca di: http://www.nic-nagoya.or.jp/en/e/archives/2985

Hari Kamis, 28 Juli 2011, Bhinneka bersama PPI via Graduate School of Environmental Studies Nagoya Un, berkesempatan untuk mengunjungi Inokoshi Incineration Plant, yang terletak di Chikusa-Ku. 

Togo Kodomo Matsuri

Tahun ini merupakan tahun ke-3 PPI dan Sekolah Bhinneka berpartisipasi dalam Togo Kodomo Matsuri (Festival Anak kota Togo). Diselenggarakan di Town Hall Kota Togo pada hari minggu 12 Juni 2011. Untuk mengantisipasi kemungkinan hujan, rangkaian acara panggung kali ini disenggarakan di dalam ruangan.

Tari Kipas di Showa Kodomo Matsuri 2011

Untuk pertama kalinya, anak-anak Sekolah Bhinneka turut berpartisipasi dalam Festival Anak (Kodomo Matsuri) yang diselenggarakan oleh Showa-Ku  pada hari minggu 15 Mei 2011, berlokasi di Tsurumai Koen. Tarian yang ditampilkan adalah Tari Kipas, dengan iringan lagu “Si Patokaan”. Kostum menggunakan Baju Bodo asal Sulawesi.